WWW.ANDIKAFREEKICK.BLOGSPOT.COM

KOTAK KOMENTAR

Sabtu, 27 Agustus 2011

Persiba Tanggapi Format Kompetisi

Posted by Andikawap Production On Sabtu, Agustus 27, 2011 No comments


BALIKPAPAN - Kekhawatiran banyak klub terkait rencana bergulirnya Kompetisi Sepak Bola musim 2011-2012 mendatang, bahwa kuota tim mendatang terutama di level 1 akan membludak, akhirnya menjadi kenyataan.
PSSI telah menetapkan 34 klub berada di kasta tertinggi Level 1 kompetisi PSSI. Dengan jumlah tersebut PSSI terpaksa harus membagi kompetisi menjadi dua wilayah. Dengan demikian, kompetisi Level 1musim ini disamakan dengan format kompetisi Divisi Utama di era kepemimpinan Nurdin Halid.
“Artinya jika sistem kompetisi kasta tertinggi Level 1 harus diikuti banyak klub dan terbagi menjadi dua wilayah, hal ini bukanlah suatu kemajuan tapi ini justru sama saja suatu langkah mundur dari PSSI,” kata Syahril HM Taher, Ketua Umum Persiba Balikpapan, Jumat (26/8) kemarin.
Sudah selayaknya tim-tim yang selama ini berada di kasta tertingggi pada musim sebelumnya, termasuk beberapa tim promosi lah yang layak berkompetisi di level tersebut. Sekalipun ada perubahan, kata Syahril,  bukan perubahan yang menyolok seperti ini. “Ini justru merugikan tim-tim Superliga sebelumnya termasuk mereka yang selama ini promosi mati-matian untuk lolos ke kasta tertinggi,” ujarnya.
Jika dilihat dari nama-nama klub yang masuk dalam daftar 34 tim Level 1 tersebut memang bukan hanya klub yang sebelumnya berkompetisi di level Divisi Utama, namun justru beberapa klub promosi ke Divisi Utama pun dengan begitu saja bisa lolos ke Level 1. Meskipun klub tersebut terbilang layak karena mampu memenuhi lima aspek klub profesional yang disyaratkan PSSI.
“Hal ini yang membuat kami juga bingung, bagaimana maunya PSSI sebenarnya? Mau dibawa kemana kompetisi ini,” sebut Syahril.
Syahril juga menolak anggapan bahwa sistem kompetisi dua wilayah akan mengurangi beban anggaran setiap klub. “Harapan PSSI agar klub peserta kompetisi tidak terlalu banyak mengeluarkan anggaran sangatlah bagus. Hanya saja berkaca pada pengalaman dan juga jika dilihat dari klub peserta yang ada saat ini, pengeluaran klub cenderung tidak mengalami pengurangan. Artinya, meski menggunakan dua wilayah, biaya operasional klub tetap juga besar,” tegasnya.
Karena itu, dengan terus berusaha tim Persiba mempersiapkan  diri menatap kompetisi yang rencanananya bergulir mulai 8 Oktober mendatang. Syahril berharap sebelum segala sesuatunya terjadi, sebaiknya dalam kesempatan yang ada ini, PSSI mau mengkajinya kembali.
“Ya, memang seharusnya sebelum memutuskan dan memastikan kompetisi ini bergulir dengan jumlah peserta yang membengkak dan juga adanya sistem dua wilayah ini, sebaiknya PSSI mengkajinya kembali, termasuk menerima masukan-masukan dari klub peserta,” pungkas Syahril.
Manajer tim Persiba Jamal Al Rasyid pun menilai langkah PSSI ini cukup membingungkan. “Format kompetisi yang sangat memusingkan kepala. Saya bingung juga melihat ini, kompetisi yang sudah rapi mulai amatir hingga Superliga sebelumnya terkesan diobok-obok  tidak karuan semacam ini. Kompetisi level tertinggi yang terdiri dari 18 klub sebelumnya, sekarang malah dihuni 32 klub dengan format pembagian 2 wilayah,”  ujar Jamal.
Lebih parahnya lagi menurut Jamal,  klub klub yang akan berlaga di liga yang diklaim profesional  di level 1 muncul klub-klub  yang tidak begitu jelas seperti Persipasi Bekasi, PS Bengkulu, kemudian PSCS Cilacap dan beberapa klub lainnya yang tidak jelas kastanya.
 “Terus terang saya juga bertanya-tanya apa tolak ukur dan penilaian PSSI  terhadap klub-klub tersebut di atas sampai bisa lolos dan masuk ke dalam liga profesional level 1. Format ISL kasta tertinggi kompetisi sebelumnya dengan mengacu satu wilayah sudah sangat bagus, kalau pun ada kekurangan tinggal disempurnakan. Seharusnya  bukan perubahan frontal semacam ini,” tandas Jamal.
Tetapi, menurut Jamal dibalik semua itu tentunya PSSI memiliki tujuan positif. Untuk itu dirinya wait and see saja.
Sementara itu, bidang SDM Persiba, H.Zaenal Fuad mengatakan, jika mengacu pada persyaratan AFC sebagai otoritas sepak bola di Asia,  kompetisi kasta tertinggi seharusnya digelar dalam satu wilayah dan maksimal diikuti 20 klub peserta. “Jika harus seperti kemauan PSSI sekarang, bagaimana kompetisi kasta tertinggi kita mau memenuhi kriteria AFC, karena kompetisi sudah tidak ideal untuk disebut kasta tertinggi. Ini perlu kajian ulang oleh PSSI,” jelas Fuad.
Yang  juga disayangkan Fuad adalah banyaknya klub yang tanpa harus berjuang keras menembus kasta tertinggi kini justru masuk dalam Level 1. “Kasihan dong klub-klub sebelumnya yang berusaha menembus kasta Superliga dengan biaya besar, justru klub-klub yang lain seenaknya saja dinyatakan lolos tanpa melalui jenjang kompetisi dari bawah,” pungkasnya. (san)











0 komentar:

Posting Komentar